Makna Tersembunyi di Balik Lagu “Golden Hour” dari Mark NCT

Mark Lee Golden Hour-SM Entertainment-Youtube
PAPUABARAT.DISWAY.ID - Pada 7 April 2023, Mark Lee—rapper dan vokalis dari grup NCT—merilis lagu solo bertajuk "Golden Hour". Lagu ini bukan hanya menunjukkan sisi musikalitas Mark yang unik, tetapi juga menyimpan makna mendalam tentang pencarian jati diri, refleksi hidup, dan keindahan momen sederhana.
“Golden Hour” merupakan bagian dari proyek NCT Lab, yang memberi ruang bagi anggota NCT untuk mengeksplorasi gaya dan cerita personal mereka. Lagu ini ditulis oleh Mark sendiri, terinspirasi dari sebuah pengalaman yang sederhana namun menyentuh—momen memasak telur goreng untuk seseorang yang ia kagumi.
Tapi tentu, di balik kisah itu, ada lapisan makna yang lebih dalam.
Apa Makna Lagu "Golden Hour"?
1. Merayakan Ketidaksempurnaan Diri
Mark mengungkapkan bagaimana ia merasa tidak cukup baik, bahkan untuk melakukan hal sederhana seperti memasak telur. Namun, ia tetap mencoba. Lagu ini menjadi bentuk kejujuran diri dan penerimaan atas kekurangan, sekaligus dorongan untuk terus berusaha.
"I can’t cook but I’m trying…"
Lirik ini sederhana, namun menggambarkan kerentanan dan keberanian untuk mencintai meski tak sempurna.
BACA JUGA:Makna Lagu “Unwritten” – Natasha Bedingfield: Merayakan Hidup yang Masih Bisa Ditulis
2. Momen Emas Tak Harus Sempurna
"Golden hour" secara harfiah merujuk pada waktu terbaik untuk memotret—saat cahaya matahari membuat segalanya tampak hangat dan indah. Dalam lagu ini, Mark memakai metafora tersebut untuk menyampaikan bahwa momen paling indah sering kali hadir dalam hal-hal kecil dan tak terduga.
3. Jujur pada Diri Sendiri
Lagu ini juga mencerminkan perjuangan banyak anak muda: ingin terlihat kuat dan keren, namun tetap dihantui rasa tidak yakin. Mark tidak menampilkan versi sempurna dirinya, tapi justru versi paling manusiawi.
Fun Fact tentang "Golden Hour"
Lagu ini juga terinspirasi dari momen viral Mark di variety show, ketika ia berkata ingin memasak telur untuk idolanya. Fans menjadikan ini sebagai lelucon manis—dan Mark membalasnya dengan sebuah lagu yang dalam dan personal.
“Golden Hour” bukan hanya lagu tentang telur goreng atau cinta bertepuk sebelah tangan. Ini adalah lagu tentang kejujuran, keberanian, dan merayakan sisi diri yang tak sempurna. Mark menunjukkan bahwa kita semua bisa punya “golden hour” kita sendiri—meski dalam bentuk paling sederhana.
Sumber: