Mitos atau Fakta: Daging Kambing Sebabkan Kolesterol Naik?

Mitos atau Fakta: Daging Kambing Sebabkan Kolesterol Naik?

Daging Kambing-stockking-freepik

PAPUABARAT.DISWAY.ID - Daging kambing sering dianggap sebagai penyebab naiknya kadar kolesterol darah. Banyak orang menghindarinya, apalagi saat memiliki riwayat hipertensi atau penyakit jantung. Tapi, benarkah anggapan ini? Apakah daging kambing seburuk yang dibayangkan?

Fakta Gizi Daging Kambing
Daging kambing termasuk daging merah, tetapi dibandingkan dengan daging sapi dan domba, kandungan lemak jenuhnya relatif lebih rendah. Berikut kandungan nutrisi dalam 100 gram daging kambing tanpa lemak:

  • Kalori: ± 122 kkal
  • Lemak total: ± 2,6 gram
  • Lemak jenuh: ± 0,8 gram
  • Kolesterol: ± 63 mg
  • Protein: ± 25 gram

Bila dikonsumsi tanpa lemak dan dimasak dengan cara sehat (rebus, kukus, atau panggang tanpa lemak tambahan), daging kambing bisa menjadi sumber protein yang baik.

Mitos vs Fakta

Mitos: Daging kambing sangat tinggi kolesterol.
Fakta: Kandungan kolesterol daging kambing tidak setinggi yang diperkirakan dan justru lebih rendah dibanding daging sapi atau ayam dengan kulit.

Mitos: Daging kambing menyebabkan hipertensi.
Fakta: Kandungan natrium daging kambing rendah. Masalah biasanya muncul dari cara pengolahan (seperti penggunaan santan dan garam berlebih).

Mitos: Daging kambing tidak boleh dikonsumsi penderita kolesterol tinggi.
Fakta: Penderita kolesterol tetap bisa mengonsumsi daging kambing dalam porsi moderat dan dengan cara pengolahan yang sehat.

Tips Konsumsi Aman

  1. Pilih bagian tanpa lemak (seperti has dalam).
  2. Hindari memasak dengan santan, mentega, atau menggoreng.
  3. Batasi porsi: ±100 gram sekali makan.
  4. Konsumsi bersama sayuran berserat tinggi.
  5. Perhatikan frekuensi: maksimal 1–2 kali seminggu.

Daging kambing bukan penyebab utama kenaikan kolesterol jika dikonsumsi dengan benar. Justru, ia bisa menjadi alternatif sehat dalam pola makan tinggi protein dengan kandungan lemak yang lebih rendah dibanding daging merah lainnya. Intinya, kunci ada pada porsi dan pengolahannya.

Sumber: