Overthinking dan Perfeksionisme: Hubungan yang Melelahkan

Overthinking dan Perfeksionisme: Hubungan yang Melelahkan

ilustrasi perfectionism-dok. istimewa-

PAPUABARAT.DISWAY.ID - Perfeksionisme sering terlihat seperti hal positif. Ingin melakukan yang terbaik, tidak mau mengecewakan orang lain, dan selalu berusaha tampil maksimal. Namun di balik itu, Perfeksionisme kerap berjalan berdampingan dengan overthinking yang melelahkan.

Tanpa disadari, keinginan untuk selalu sempurna justru membuat pikiran sulit berhenti bekerja, bahkan untuk hal-hal kecil.

Apa Hubungan Perfeksionisme dengan Overthinking?

Perfeksionisme membuat seseorang menetapkan standar yang sangat tinggi pada dirinya sendiri. Saat standar tersebut terasa sulit dicapai, pikiran mulai dipenuhi pertanyaan seperti:

“Sudah cukup bagus belum?”

“Kalau gagal, orang lain akan menilai apa?”

“Harusnya aku bisa lebih baik.”

Pikiran yang terus memutar ulang kemungkinan terburuk inilah yang memicu overthinking. Bukan karena kurang usaha, tapi karena terlalu keras pada diri sendiri.

Tanda Perfeksionisme yang Memicu Overthinking

Perfeksionisme tidak selalu terlihat jelas. Beberapa tanda yang sering muncul antara lain:

  • Sulit merasa puas dengan hasil sendiri
  • Takut memulai karena takut salah
  • Terlalu lama mengambil keputusan
  • Terus memikirkan kesalahan kecil
  • Mudah merasa bersalah dan cemas

Jika dibiarkan, pola ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan menurunkan kepercayaan diri.

Dampak Negatif bagi Mental Health

Perfeksionisme yang berlebihan dapat menyebabkan:

  • Stres kronis
  • Kelelahan mental
  • Sulit menikmati pencapaian
  • Overthinking berkepanjangan
  • Burnout dan penurunan motivasi

Alih-alih menjadi dorongan positif, perfeksionisme berubah menjadi tekanan yang terus menghantui.

Sumber: