Micromanage: Gaya Kepemimpinan yang Harus Dihindari
-dok. istimewa-
PAPUABARAT.DISWAY.ID - Dalam dunia kerja yang terus berkembang, perusahaan dituntut untuk beradaptasi, berinovasi, dan memberikan ruang bagi karyawan untuk tumbuh. Namun, masih banyak organisasi yang terjebak pada pola kepemimpinan kuno: micromanagement. Meskipun sering dilakukan dengan alasan ingin memastikan kualitas atau menghindari kesalahan, micromanage justru menjadi salah satu penyebab terbesar turunnya moral tim, tingginya turnover, hingga menurunnya produktivitas.
Artikel ini membahas secara lengkap apa itu micromanage, tanda-tandanya, serta mengapa perilaku ini dapat membawa dampak buruk bagi perusahaan dan karyawan.
Apa Itu Micromanage?
Micromanagement adalah gaya kepemimpinan ketika seorang atasan terlalu mengontrol detail pekerjaan karyawan, bahkan hal-hal kecil yang seharusnya dapat didelegasikan. Atasan micromanager cenderung:
- Mengawasi setiap langkah kecil proses kerja
- Meminta update terlalu sering
- Tidak memberi kepercayaan pada kemampuan karyawan
- Memaksakan cara kerja mereka sendiri
- Mengkritisi hal-hal yang tidak signifikan
Meskipun terlihat seperti perhatian terhadap kualitas, sebenarnya micromanage adalah bentuk kurangnya kepercayaan dan dapat menjadi hambatan besar dalam lingkungan kerja.
Tanda-Tanda Perusahaan atau Atasan Melakukan Micromanage
Beberapa indikator umum antara lain:
1. Terlalu banyak pengecekan
Atasan meminta laporan berkali-kali dalam sehari, atau selalu memantau karyawan seolah tidak percaya pada hasil akhirnya.
2. Tidak memberi ruang untuk keputusan
Karyawan dilarang mengambil keputusan kecil seperti cara menyusun laporan, gaya presentasi, atau urutan pengerjaan tugas.
3. Delegasi minim atau tidak ada
Semua harus sesuai standar pribadi atasan. Delegasi yang diberikan hanya bersifat teknis, bukan tanggung jawab penuh.
4. Fokus pada hal kecil, lupa tujuan besar
Sumber: